Rabu, 21 September 2011

Resume Visualisasi Informasi II


SEMANTIK
(Yunani semainein σημαίνειν sebut '), yang juga berarti doktrin, disebut teori atau ilmu tentang makna tanda-tanda. "Karakter" dalam kasus ini dapat kata-kata, frase, atau simbol. Semantik berkaitan biasanya dengan hubungan-hubungan antara tanda dan makna dari tanda-tanda. Sejauh semantik berkaitan dengan tanda-tanda dari segala jenis, itu adalah cabang dari semiotika (semiotika), dan kecuali hanya berurusan dengan tanda-tanda linguistik, ia adalah vak linguistik (linguistik).





Pragmatik - Presentation Transcript

  1. PENGEMBANGAN PRAGMATIK Oleh Susandi
  2. Pragmatika Linguistik Pragmatik Definisi Perkembangan Pragmatik Beberapa tema dalam pragmatik Tradisi Filsafat Tradisi etnometodologi Kecenderungan sosial-kritis Kecenderungan antisintaksisme Tindak tutur Politenesss/Kesantunan Presuposisi Ilokusi Lokusi Perlokusi Asertif Direktif Komisif Ekspresif Dieklaratif K. Berbahasa K. Berbuat K. Berpakaian
    • Teori Relevansi/Prinsip Teori
    • Prinsip Sopan Santun
    • Prinsip Kesantunan Rasional dan Muka
    • Prinsip Kerjasama
    • Prinsip Kesantunan Formal
    Hubungan antara sesuatu Yang Dikatakan dengan sesuatu yang lain Yang dikatakan itu
  3. Definisi Pragmatik Pragmatik dapat dianggap berurusan dengan aspek-aspek informasi (dalam pengertian yang paling luas) yang disampaikan melalui bahasa yang (a) tidak dikodekan oleh konvensi yang diterima secara umum dalam bentuk-bentuk linguistik yang digunakan, namun yang (b) juga muncul secara alamiah dari dan tergantung pada makna-makna yang dikodekan secara konvensional dengan konteks tempat penggunaan bentuk-bentuk tersaebut [penekanan ditambahkan] (Cruse, 2000:16).
    • Menurut Yule (1996:3) ada empat definisi pragmatik yaitu
    • Bidang yang mengkaji makna pembicara
    • Bidang yang mengkaji makna menurut konteksnya
    • Bidang yang melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunukasikan oleh pembicara
    • Bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu.
  4. Mey (1998) seperti dikutip oleh Gunarwan(2004:5),mengungkap-kan bahwa pragmatik tumbuh dari empat kecenderungan atau tradisi, yaitu
    • Kecenderungan antisintaksisme
    • Kecenderungan sosial-kritis
    • Tradisi filsafat
    • Tradisi etnometodologi
  5. Pragmatik Tindak Tutur Kesantunan Presuposisi Relevansi Deiksis Implikatur
  6. TINDAK TUTUR
    • Di dalam bukunya How to Do Things with Words, Austin (1962:1-11) membedakan tuturan yang kalimatnya bermodus deklaratif menjadi dua yaitu konstatif dan performatif. Tindak tutur konstatif adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang kebenarannya dapat diuji –benar atau salah—dengan menggunakan pengetahuan tentang dunia. Sedangkan tindak tutur performatif adalah tindak tutur yang pengutaraannya digunakan untuk melakukan sesuatu, pemakai bahasa tidak dapat mengatakan bahwa tuturan itu salah atau benar, tetapi sahih atau tidak.
  7. Berkenaan dengan tuturan, Austin membedakan tiga jenis tindakan :
    • (1) tindak tutur lokusi, yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan kalimat sesuai dengan makna di dalam kamus dan menurut kaidah sintaksisnya.
    • (2) tindak tutur ilokusi, yaitu tindak tutur yang mengandung maksud; berkaitan dengan siapa bertutur kepada siapa, kapan, dan di mana tindak tutur itu dilakukan,dsb.
    • (3) tindak tutur perlokusi, yaitu tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur.
  8. Pencetus teori tindak tutur, Searle (1975:59-82) membagi tindak tutur menjadi lima kategori:
    • Representative/asertif, yaitu tuturan yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan
    • Direktif/impositif, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu
    • Ekspresif/evaluatif, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan itu.
    • Komisif, yaitu tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya
    • Deklarasi/establisif/isbati, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal (status, keadaan, dsb) yang baru.
  9. Contoh:
    • “ Bagaimana kalau kita…kita kawin!”
    • Tindak tutur di atas termasuk ke dalam beberapa kategori
    • sekaligus yaitu :
    • tindak tutur perlokusi karena digunakan untuk membujuk mitra tutur agar mau diajak kawin
    • direktif karena mitra tutur diharapkan melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu (kawin dengan penutur)
    • komisif karena mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya (kawin dengan mitra tutur)
    • isbati karena menciptakan status/keadaan yang baru (perkawinan)
    • tindak tutur taklangsung harfiah karena kata tanya ‘bagaimana’ tidak digunakan secara konvensional untuk menanyakan sesuatu, melainkan untuk mengajak mitra tutur melakukan sesuatu yang disebutkan dalam tindak tutur.
  10. Implikatur
    • Implikatur percakapan mengacu kepada jenis
    • “ kesepakatan bersama”antara penutur dan lawan
    • tuturnya, kesepakatan dalam pemahaman, bahwa
    • yang dibicarakan harus saling berhubungan.
    • Hubungan atau keterkaitan itu sendiri tidak
    • terdapat pada masing-masing ujaran. Artinya,
    • makna keterkaitan itu tidak diungkapkan secara
    • harafiah pada ujaran itu.
  11. Grice mengemukakan bahwa percakapan yang terjadi di dalam anggota masyarakat dilandasi oleh sebuah prinsip dasar, yaitu prinsip kerja sama. Kerja sama yang terjalin dalam komunikasi ini terwujud dalam empat maksim, yaitu (1) maksim kuantitas, memberi informasi sesuai yang diminta; (2) maksim kualitas , menyatakan hanya yang menurut kita benar atau cukup bukti kebenarannya; (3) maksim relasi, memberi sumbangan informasi yang relevan; dan (4) maksim cara , menghindari ketidakjelasan pengungkapan, menghindari ketaksaan, mengungkap-kan secara singkat, mengungkapkan secara beraturan .
    • Contoh:
    • A: “Kamu masih di sini.”
    • B: “Bus ke Muntilan baru saja lewat.”
    • Kalau hanya melihat kedua ujaran A dan B itu kita tidak memperoleh
    • keterkaitan, karena A berbicara (mungkin dengan keterkejutan atau
    • keheranan masih di sini, di Jogja) tentang B yang ada di depannya,
    • sedangkan B berbicara tentang bus yang ke Muntilan. B tidak perlu
    • heran, karena ada kebenaran bahwa “B ada di sini”. Meskipun A
    • berujar demikian. Mengapa? Karena B menyadari bahwa A tahu betul
    • seharusnya B sudah berangkat ke Muntilan (dan tidak “di sini”).
    • Sebaliknya, A juga tidak perlu heran karena B mengucapkan kalimat itu
    • karena kalimat B tadi merupakan alasan mengapa dia belum berangkat
    • (dan arena itu masih di sini). Jadi, implikatur percakapan itu dapat
    • dikatakan sejenis makna yang terkandung dalam cakapan yang

    SINTAKTIK
Sintaktik berasal dari bahasa Yunani “Suttatein” yang artinya mengatur, mendisiplinkan, menyeragamkan. pengolahan/seleksi untuk mencapai keberaturan dan keserasian sebagai satu kesatuan bahasa bentuk, sistem visual, st="on"gaya visual
Mis : dalam sign-system ada kesamaan penggunaan sistem visual, lay out st="on"surat kabar harian meski isinya beda tiap terbit namun keberaturan lay out yang sinambung membina rubrikasi bagi pembaca
Dalam aspek sintaktik keberaturan dan keseragaman sebuah desain diatur dalam teori konstanta dan variabel :
KONSTANTA : unsur yang menyamakan
VARIABEL : unsur yang membedakan

Selasa, 20 September 2011

Materi Stored Procedure, Function dan Trigger pada SQL server

NIM / Nama : 10.41010.0270 / Fajar Fitrianto
Dosen : Tan Amelia
Tugas : Stored Procedure, Function dan Trigger pada SQL server

Store procedure?
Membuat suatu fungsi yg dapat langsung dijalankan oleh server. Jadi sifatnya server side. Sehingga aplikasi tdk perlu susah-2 untuk membuat fungsi yg sama ketika mengambil data dr Server.
Misalkan ada 100 user yg mengakses server tsb. Maka jika dibuat di client (client side) fungsi tsb, maka ada 100 fungsi dipanggil sekaligus!
Nah fungsi tsb telah ada di server, maka cukup hanya " satu" kali dilayani oleh server.

function ?
Subrutin khusus yang disimpan dalam memori komputer. Kita dapat memanggil atau mengaktifkannya dengan menuliskan nama fungsi tersebut ke dalam pernyataan program. Fungsi-fungsi tertentu umumnya telah disediakan dalam bahasa pemrograman tersebut, misalnya fungsi akar kuadrat, log dan nilai absolut.

Trigger?
Coba kamu perhatikan rincian aktivitas kamu di Y!A. Setiap login akan diberi point 1. Dengan ketentuan 1 point per hari. Pada hr yg sama, tdk dapat point lg. Besoknya baru dapat point. Benarkan?
Inilah yg contoh penggunaan fungsi trigger.
Trigger adalah fungsi untuk melakukan suatu proses tertentu ketika database dibuka pertama sekali.

Pembuatan store prosedure dan trigger sama saja, sama-2 prosedur. Dengan ketentuan, disesuikan dengan ciri-2 SQL, spt ORACLE, SQL Server, atau My Sql.

Contoh, My SQL create trigger:
Misal ada 4 table a1, a2, a3, dan a4:
CREATE TRIGGER testref BEFORE INSERT ON test1
FOR EACH ROW BEGIN
INSERT INTO test2 SET a2 = NEW.a1;
DELETE FROM test3 WHERE a3 = NEW.a1;
UPDATE test4 SET b4 = b4 + 1 WHERE a4 = NEW.a1;
END;

Selasa, 13 September 2011

TutorialSQL

Nim / Nama  : 10.41010.0270 / Fajar Fitrianto
Dosen            : Tan Amelia
Tugas             : Tutorial SQL

Sejarah SQL dimulai dari artikel seorang peneliti dari IBM bernama EF Codd yang membahas tentang ide pembuatan basis data relasional pada bulan Juni 1970. Artikel ini juga membahas kemungkinan pembuatan bahasa standar untuk mengakses data dalam basis data tersebut. Bahasa tersebut kemudian diberi nama SEQUEL (Structured English Query Language).
Setelah terbitnya artikel tersebut, IBM mengadakan proyek pembuatan basis data relasional berbasis bahasa SEQUEL. Akan tetapi, karena permasalahan hukum mengenai penamaan SEQUEL, IBM pun mengubahnya menjadi SQL. Implementasi basis data relasional dikenal dengan System/R.
Di akhir tahun 1970-an, muncul perusahaan bernama Oracle yang membuat server basis data populer yang bernama sama dengan nama perusahaannya. Dengan naiknya kepopuleran Oracle, maka SQL juga ikut populer sehingga saat ini menjadi standar de factobahasa dalam manajemen basis data.
Secara umum, SQL terdiri dari dua bahasa, yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data Manipulation Language (DML). Implementasi DDL dan DML berbeda untuk tiap sistem manajemen basis data (SMBD)[1], namun secara umum implementasi tiap bahasa ini memiliki bentuk standar yang ditetapkan ANSI. Artikel ini akan menggunakan bentuk paling umum yang dapat digunakan pada kebanyakan SMBD.

Data Definition Language

DDL digunakan untuk mendefinisikan, mengubah, serta menghapus basis data dan objek-objek yang diperlukan dalam basis data, misalnya tabelviewuser, dan sebagainya. Secara umum, DDL yang digunakan adalah CREATE untuk membuat objek baru, USE untuk menggunakan objek, ALTER untuk mengubah objek yang sudah ada, dan DROP untuk menghapus objek. DDL biasanya digunakan oleh administrator basis data dalam pembuatan sebuah aplikasi basis data.

CREATE

CREATE digunakan untuk membuat basis data maupun objek-objek basis data. SQL yang umum digunakan adalah:
CREATE DATABASE nama_basis_data
CREATE DATABASE membuat sebuah basis data baru.
CREATE TABLE nama_tabel
CREATE TABLE membuat tabel baru pada basis data yang sedang aktif. Secara umum, perintah ini memiliki bentuk
CREATE TABLE [nama_tabel]
(
nama_field1 tipe_data [constraints][,
nama_field2 tipe_data,
...]
)
atau
CREATE TABLE [nama_tabel]
(
nama_field1 tipe_data [,
nama_field2 tipe_data,
...]
[CONSTRAINT nama_field constraints]
)
dengan:
nama_field adalah nama kolom (field) yang akan dibuat. Beberapa sistem manajemen basis data mengizinkan penggunaan spasi dan karakter nonhuruf pada nama kolom.
tipe_data tergantung implementasi sistem manajemen basis data. Misalnya, pada MySQL, tipe data dapat berupa VARCHARTEXTBLOBENUM, dan sebagainya.
constraints adalah batasan-batasan yang diberikan untuk tiap kolom. Ini juga tergantung implementasi sistem manajemen basis data, misalnya NOT NULLUNIQUE, dan sebagainya. Ini dapat digunakan untuk mendefinisikan kunci primer (primary key) dan kunci asing (foreign key).
Satu tabel boleh tidak memiliki kunci primer sama sekali, namun sangat disarankan mendefinisikan paling tidak satu kolom sebagai kunci primer.
Contoh:
CREATE TABLE user
(
username VARCHAR(30) CONSTRAINT PRIMARY KEY,
passwd VARCHAR(20) NOT NULL,
tanggal_lahir DATETIME
);

Data Manipulation Language

DML digunakan untuk memanipulasi data yang ada dalam suatu tabel. Perintah yang umum dilakukan adalah:
  • SELECT untuk menampilkan data
  • INSERT untuk menambahkan data baru
  • UPDATE untuk mengubah data yang sudah ada
  • DELETE untuk menghapus data

SELECT

SELECT adalah perintah yang paling sering digunakan pada SQL, sehingga terkadang istilahquery dirujukkan pada perintah SELECTSELECT digunakan untuk menampilkan data dari satu atau lebih tabel, biasanya dalam sebuah basis data yang sama. Secara umum, perintahSELECT memiliki bentuk lengkap: ( QUERY BUDIN ) Cilegon.
SELECT [nama_tabel|alias.]nama_field1 [AS alias1] [, nama_field2, ...]
FROM nama_tabel1 [AS alias1] [INNER|LEFT|RIGHT JOIN tabel2 ON kondisi_penghubung]
[, nama_tabel3 [AS alias3], ...]
[WHERE kondisi]
[ORDER BY nama_field1 [ASC|DESC][, nama_field2 [ASC|DESC], ...]]
[GROUP BY nama_field1[, nama_field2, ...]]
[HAVING kondisi_aggregat]
dengan:
  • kondisi adalah syarat yang harus dipenuhi suatu data agar ditampilkan.
  • kondisi_aggregat adalah syarat khusus untuk fungsi aggregat.
Kondisi dapat dihubungkan dengan operator logika, misalnya ANDOR, dan sebagainya.
Contoh:
Diasumsikan terdapat tabel user yang berisi data sebagai berikut.
username
passwd
tanggal_lahir
jml_transaksi
total_transaksi
Fajar
6487AD5EF
06-094-1992
6
10.000
Aprily
97AD4erD
04-04-1992
0
0
Septian
548794654
06-12-1992
24
312.150
Mirza
FLKH947HF
24-04-1992
3
0
Wahyu
94RER54
17-08-1992
34
50.000
Contoh 1: Tampilkan seluruh data.
SELECT *
FROM user
Contoh 2: Tampilkan pengguna yang tidak pernah bertransaksi.
SELECT *
FROM user
WHERE total_transaksi = 0
Contoh 3: Tampilkan username pengguna yang bertransaksi kurang dari 10 dan nilainya lebih dari 1.000.
SELECT username
FROM user
WHERE jml_transakai < 10 AND total_transaksi > 1000
Contoh 4: Tampilkan total nominal transaksi yang sudah terjadi.
SELECT SUM(total_transaksi) AS total_nominal_transaksi
FROM user
Contoh 5: Tampilkan seluruh data diurutkan berdasarkan jumlah transaksi terbesar ke terkecil.
SELECT *
FROM user
ORDER BY jml_transaksi DESC
Fungsi aggregat
Beberapa SMBD memiliki fungsi aggregat, yaitu fungsi-fungsi khusus yang melibatkan sekelompok data (aggregat). Secara umum fungsi aggregat adalah:
  • SUM untuk menghitung total nominal data
  • COUNT untuk menghitung jumlah kemunculan data
  • AVG untuk menghitung rata-rata sekelompok data
  • MAX dan MIN untuk mendapatkan nilai maksimum/minimum dari sekelompok data.
Fungsi aggregat digunakan pada bagian SELECT. Syarat untuk fungsi aggregat diletakkan pada bagian HAVING, bukan WHERE.
Subquery
Ada kalanya query dapat menjadi kompleks, terutama jika melibatkan lebih dari satu tabel dan/atau fungsi aggregat. Beberapa SMBD mengizinkan penggunaan subquery. Contoh:
Tampilkan username pengguna yang memiliki jumlah transaksi terbesar.
SELECT username
FROM user
WHERE jml_transaksi =
(
SELECT MAX(jml_transaksi)
FROM user
)

INSERT

Untuk menyimpan data dalam tabel dipergunakan sintaks:
INSERT INTO [NAMA_TABLE] ([DAFTAR_FIELD]) VALUES ([DAFTAR_NILAI])
Contoh:
INSERT INTO TEST (NAMA, ALAMAT, PASSWORD) VALUES ('test', 'alamat', 'pass');

UPDATE

Untuk mengubah data menggunakan sintaks:
UPDATE [NAMA_TABLE] SET [NAMA_KOLOM]=[NILAI] WHERE [KONDISI]
Contoh:
UPDATE Msuser set password="123456" where username="abc"

DELETE

Untuk menghapus data dipergunakan sintaks:
DELETE FROM [NAMA_TABLE] [KONDISI]
Contoh:
DELETE FROM TEST WHERE NAMA='test';